Naskah Khutbah Idul Fitri 1431 H / 2010 M (Dewan Syariah Wahdah Islamiyah)

Posted by Lembaga Muslimah DPC Wahdah Islamiyah Bandung On Jumat, 10 September 2010 0 komentar
Naskah Khutbah Seragam Idul Fitri 1431 H / 2010 M
Dikeluarkan dan Direkomendasikan
oleh:
Dewan Syariah Wahdah Islamiyah
ISTIQAMAH MENUJU RIDHA ALLAH I
إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستهديه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيئات أعمالنا ، من يهده الله فهو المهتدي ومن يضلل فلا هادي له ، أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمداً عبده ورسوله ،
) يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون (
) يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالاً كثيراً ونساءاً واتقوا الله الذي تساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيباً (
) يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزاً عظيماً (  أما بعد ،
فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي هدي محمد صلى الله عليه وسلم وشر الأمور محدثاتها وكل محدثةٍ بدعة وكل بدعةٍ ضلالة وكل ضلالةٍ في النار 
Allahu Akbar.... Allahu Akbar.... Allahu Akbar.... La Ilaha Illallah Allahu Akbar.... Allahu Akbar Walillahi al-Hamd ....

Ma’asyiral Muslimin Yang Semoga Dirahmati Allah I
Pagi hari ini, untuk kesekian kalinya dalam sejarah perjalanan ummat Nabi Muhammad e, dalam perjalanan usia kita, kita dipertemukan dalam suasana “imaniyah”  yang dibalut oleh rasa gembira dan suka cita. Rasa gembira yang disebabkan kita telah berhasil mencapai puncak pendakian “madrasah ramadhan” yang telah kita daki selama sebulan penuh dengan berbagai aktivitas ibadah yang disyariatkan di dalamnya. Gema takbir, tahlil dan tahmid  yang kita lantunkan sejak semalam hingga pagi hari ini, adalah salah satu wujud ungkapan rasa kegembiraan dan kesyukuran kita akan nikmat sebuah perjuangan ibadah yang kita lalui dengan penuh kesungguhan. Allah I berfirman:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“... Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur”. (Qs. al-Baqarah: 185)

Seluruh komponen umat Islam pada hari ini bagaikan satu tubuh, turut merayakan kegembiraan ini tanpa terkecuali, melupakan sejenak rasa duka, rasa takut, rasa lapar dan kekhawatiran lainnya, larut dalam kegembiraan yang telah dijanjikan oleh Allah I, al-Hakiim (Yang Maha Bijaksana), al-Aliim (Yang Maha Mengetahui) dengan hikmah dan ilmu-Nya yang tak terhingga menyatukan kita dalam lantunan Takbir (Allahu Akbar) yang mengajarkan kepada kita bahwa kita harus melucuti segala atribut kesombongan dan keangkuhan kita sebagai makhluk yang tak berdaya di tengah-tengah keMaha Besaran-Nya. Menyatukan kita dalam lantunan Tahlil (La Ilaha Illallah) sebagai bentuk ikrar dan janji setia kita atas sebuah penghambaan yang hakiki hanya kepada-Nya. Menyatukan kita dalam lantunan Tahmid (Walillahi al-Hamd) sebagai wujud pujian dan kesyukuran atas segala curahan nikmat dan karunia-Nya yang tak terbilang sejak kita masih berada dalam kandungan hingga detik ini, “Fabiayyi Alaai Rabbikumaa Tukaddzibaan”.... Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan ?.
Semoga Allah menerima segala amal ibadah kita, serta memaafkan dan mengampuni segala kekurangan, kesalahan serta kekhilafan-kekhilafan kita.

Allahu Akbar, Allahu Akbar La Ilaha Illallah Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahi al-Hamd ....

Ma’asyiral Muslimin Yang Semoga Selalu Diteguhkan Allah I Di Atas Jalan-Nya
Hari ini, untuk kesekian kalinya pula, kita kembali dinobatkan menjadi alumni madrasah Ramadhan, sebuah gelar yang menuntut kita untuk menyadari akan hakikat sebuah makna penting dalam ibadah puasa di bulan suci Ramadhan. Sebuah makna yang mengantarkan kita untuk tidak hanya sekedar menjadi Insan Ramadhani, yang hanya menjadikan Ramadhan sebagai sebuah terminal pemberangkatan sekaligus terminal tujuan, sehingga ia seolah-olah hanya menjadi hamba yang taat di bulan Ramadhan saja, aktifitas  dan semangat beribadahnya menjadi kendor bahkan hilang sama sekali, tak tersisa tatkala ia telah sampai di  terminal tujuan penghujung Ramadhan. Seharusnya, madrasah Ramadhan dengan segala ibadah yang disyariatkan di dalamnya membentuk  kita menjadi Insan Rabbani, yang menjadikan  Ramadhan sebagai tempat persinggahan sementara, mengumpulkan bekal, mengasah ketajaman semangat dan himmah (tekad), membangun kembali pondasi iman yang mungkin telah sedikit rusak bahkan hampir runtuh dengan banyaknya maksiat yang kita lakukan. Kemudian setelah melewati persinggahan ini, seorang Muslim Rabbani telah memiliki bekal cukup, nafas panjang dan siap bertarung untuk menjalani beratnya perjalanan sebelas bulan berikutnya.

Ma’asyiral Muslimin Yang Semoga Selalu Berada di Dalam Lindungan-Nya.
Makna yang kita maksudkan di atas dapat kita himpunkan dalam sebuah kata yaitu Istiqamah.  Madrasah Ramadhan telah mengajarkan kepada kita arti sebuah keistiqamahan yang sesungguhnya, keistiqamahan dalam bertauhid dan mengikhlaskan penghambaan hanya kepada Allah.  Keistiqamahan dalam beribadah baik dalam tataran ibadah wajib dan sunnah, secara individu dan kolektif. Keistiqamahan dalam menjalani ketaatan serta keistiqamahan dalam meninggalkan kemaksiatan dan perbuatan dosa. 
Suatu ketika sahabat Sufyan Ibn Abdillah t mendatangi Sang Panutan Nabi Muhammad e dan berkata: “Ya Rasulullah, katakanlah kepadaku satu perkataan dalam Islam yang tidak akan aku minta lagi dari seorangpun setelah ini !”. Rasulullah e bersabda: “Katakanlah ! “Aku beriman hanya kepada Allah” lalu istiqamahlah (di atas perkataan tersebut)”. (HR. Muslim).
Sabda Rasulullah e ini sesuai dengan firman Allah I:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka meneguhkan pendirian (istiqamah), maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan syurga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". (Qs. Fusshilat: 30).

Allahu Akbar, Allahu Akbar La Ilaha Illallah Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahi al-Hamd ....

Ma’asyiral Muslimin Yang Semoga Selalu Ditetapkan Hatinya Oleh Allah I Dalam Dien Ini
Keistiqamahan adalah sebuah sikap yang lahir dari sebuah proses perjalanan imaniyah seorang hamba. Sebuah proses yang membutuhkan pengorbanan dalam artian sesungguhnya. Sebuah proses pendewasaan dalam memahami hakikat ‘ubudiyah kepada Allah I. Keistiqamahan adalah hasil yang dicapai dari sebuah proses menempuh jalan kebenaran yang harus dilalui oleh seorang muslim secara total.  Imam Ibnu Rajab al-Hambali mengatakan : “Inti  dan maksud dari kata istiqamah adalah bertumpu dalam menapaki  jalan yang lurus (al-Sirat al-Mustaqim) yaitu berjalan di atas ajaran agama tanpa sedikitpun berpaling darinya”.
Jika Rasulullah e, manusia pilihan dan paling taat dalam menjalankan segala perintah Allah, sosok tauladan yang paling takut kepada Allah, yang dosa-dosanya telah diampuni oleh Allah, Rasulullah e masih dan tetap diperintahkan oleh Allah untuk istiqamah di atas jalan kebenaran dan menjauhi perkara batil, beristiqomah di atas tauhid dan memurnikannya dari segala virus kesyirikan, beristiqomah di atas petunjuk al-Qur’an dan al-Sunnah. Maka apalagi kita sebagai umatnya ? Allah Ta’ala berfirman:
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan”. (Qs. Hud: 112).

Ma’asyiral Muslimin Yang Semoga Selalu Berada di Atas Jalan al-Haq !
Istiqamah dalam menjalankan ajaran dien ini, adalah berusaha untuk menanamkan pemahaman keislaman yang bersumber kepada manhaj Ilahi, manhaj Ahlussunnah Waljama’ah. Sebuah manhaj atau metode atau jalan yang menjadikan Rasulullah e dan generasi terbaik umat ini yaitu para sahabat y sebagai qudwah, tokoh dan patokan. Manhaj yang mencakup segala aspek kehidupan manusia baik dalam ‘aqidah, ibadah, akhlak dan mu’amalah.
Komitmen di atas manhaj ini adalah satu-satunya jalan kebenaran dan satu-satunya jalan keselamatan. Satu-satunya jalan yang diridhoi oleh al-Khaliq Azza wa Jalla. Manhaj yang telah mengantarkan kaum muslimin mencapai kemenangan gilang gemilang. Manhaj  telah mengantarkan kaum muslimin kepada sebuah peradaban yang tak tertandingi. Manhaj yang telah terbukti mampu mengantarkan seorang hamba menjadi manusia yang bermartabat dan bernilai untuk Islam dan perjuangan kaum muslimin dalam menegakkan kalimatullah di atas muka bumi ini. Manhaj yang telah merubah seorang Bilal ibn Rabah t yang tadinya seorang budak yang dihinakan menjadi seorang yang begitu lantang menyuarakan kalimat tauhid walau nyawa yang menjadi taruhannya. Manhaj yang telah mengantarkan Khalid Ibn al-Walid t yang tadinya adalah seorang kafir yang benci Islam dan kaum muslimin, menjadi seorang yang digelari “pedang Allah yang terhunus” siap membela panji Islam di shaf yang terdepan. Manhaj yang telah mengantarkan Sumayyah -Ibunda para syuhada-, rela  mengorbankan hidupnya disiksa hingga menemui ajalnya mempertahankan kehormatan diennya. Manhaj yang telah merubah watak bangsa Arab yang keras kepala, angkuh, jauh dari cahaya Ilahi menjadi bangsa yang berharkat dan bermartabat serta disegani oleh bangsa-bangsa lain.
Rasulullah e bersabda:
فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ
“Hendaklah kalian berpegang teguh dengan jalan-ku dan jalan para Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk setelahku, gigitlah ia dengan gigi geraham kalian” (HR. Abu Daud).

Ma’asyiral Muslimin Yang Semoga Senantiasa Menjaga Amalan Secara Konsisten
Beristiqamah dalam menjalankan syariat Islam, berarti berusaha secara nyata menunjukkan kesungguhan dalam menjaga konsistensi dalam beramal secara kaffah. Derajat al-Muttaqin adalah sebuah pencapaian yang mengharuskan seorang muslim untuk bersabar menjaga kesinambungan amalan. Menjaga mata rantai amalan adalah merupakan ciri utama dari amalan-amalan yang disyariatkan di dalam Islam. Rasulullah e adalah panutan kita dalam menjaga kesinambungan mata rantai amal-amal sholeh. Di dalam salah satu haditsnya, Rasulullah e bersabda:

“Sesungguhnya amalan yang paling disukai oleh Allah adalah yang berkelanjutan meskipun jumlahnya sedikit”. HR. Muslim

Kaum muslimin sekarang ini mengalami krisis panutan, banyak orang alim, orang pandai, mahir melantunkan ayat-ayat Allah, lancar membaca sabda-sabda Nabi e, gemar  menukil ucapan-ucapan hikmah para salafusshalih. Tapi dalam aplikasinya, dalam lapangan beramal, hanya sedikit yang berbuat, hanya sedikit yang konsisten menjaga keselarasan kata dan perbuatan. Olehnya itu, mari kita mulai dari diri kita sendiri, jaga amalan-amalan wajib. Hidupkan amalan-amalan sunnah. Mari kita mulai menyisihkan sedikit dari waktu malam-malam kita untuk melaksanakan qiyamullail, menahan lapar dan dahaga dengan puasa-puasa sunnah, menjaga tradisi infak dan sedekah walaupun sedikit dari yang kita miliki. Mari kita ubah paradigma ibadah dari sebuah taklif  (tuntutan) menjadi sebuah kebutuhan yang perlu untuk kita tunaikan.

Ma’asyiral Muslimin Yang Semoga Selalu Dijauhkan Oleh Allah Dari Tipu Daya Syaithan.
Beristiqamah di atas syariat agama Allah, mempunyai makna siap bertarung menghadapi segala rintangan dan halangan serta cobaan dalam menegakkan dienullah. Kita sadari, menegakkan dienullah dan berpegang teguh dengannya di tengah arus kuat gelombang syubhat dan syahwat tidaklah mudah. Terkadang kita lalai, lengah dalam meniti jalan keistiqomahan. Gerakan pengusung syubhat yang berusaha mengaburkan ajaran-ajaran Islam yang bersifat prinsip, terus mencari celah agar ummat Islam tidak lagi memahami ajaran Islam yang sebenarnya. Lihatlah betapa banyak kaum muslimin dewasa ini, bahkan orang-orang yang dianggap sebagai ilmuwan dan insan cendekia, membawa dan menyebarkan pemikiran yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Islam, atas nama kebebasan, hak asasi dan kesetaraan gender. Maka tidaklah mengherankan jika sebagian ummat Islam tidak lagi menganggap penting batasan-batasan syariat yang tidak boleh dilanggar apalagi dilecehkan.
Tak kalah hebatnya, gerakan pengusung syahwat yang juga semakin melebarkan sayapnya dalam memasarkan jualan syahwat mereka. Mereka tidak memiliki perasaan malu -yang merupakan salah satu bagian penting dari keimanan-, tidak risih memamerkan nafsu bejatnya yang terkadang sebagian binatangpun enggan mempertontonkannya. Zina dan pergaulan bebas, tayangan-tayangan infotaiment yang sangat tidak mendidik, dunia maya, film, sinetron, iklan, majalah dan yang lainnya  yang mempertontonkan aurat wanita dan bagian-bagian tubuh yang seharusnya dijaga dan ditutup, menjadi konsumsi harian jutaan penduduk muslim di negara ini. Akibatnya, tindakan amoral, pelecehan seksual  kerap terjadi, bahkan setiap hari menghiasi media yang kita tonton dan kita baca.

Ma’asyiral Muslimin Yang Semoga Diselamatkan Oleh Allah Dari Adzab-Nya.
Kondisi dan realita yang kita hadapi ini, semakin menyadarkan kita betapa keistiqamahan dalam menjalankan syariat memerlukan mujahadah yang berlipat ganda. Dan betapa usaha untuk meng-istiqamahkan diri-diri kita, anak istri kita, keluarga kita, masyarakat kita, menjadi sebuah pekerjaan rumah yang senantiasa harus dijadikan agenda utama dan pertama.  Kita tak boleh lari dari kenyataan, patah semangat, apalagi kalah sebelum bertanding. Ingat, Allah pasti akan memuliakan agama ini dengan kita atau tanpa kita. Kitalah yang butuh untuk bergabung dalam shaf-shaf orang yang beristiqomah, menjadi pejuang-pejuang Islam, menjadi ansharullah siap berkorban waktu, tenaga , harta serta  seluruh hidup kita adalah lillahi wa fillah, untuk Allah dan di jalan Allah. Ketahuilah, surga yang merupakan barang dagangan Allah -sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits riwayat Tirmidzi- sangat mahal dan kita harus membelinya dengan harga yang pantas. Maka harga yang pantas untuk suatu kemuliaan adalah kemuliaan itu sendiri. Dan kemuliaan itu letaknya ada pada keistiqamahan menegakkan dienullah. Allah I berfirman:
إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ
“Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka”. (Qs. al-Taubah: 111).

Bagi yang telah bergabung dalam shaf-shaf perjuangan, jangan pernah merasa puas apalagi bangga dengan apa yang telah diberikan. Apa yang telah kita perbuat masih terlampau sedikit. Masih banyak agenda ummat yang perlu dibenahi dan dituntaskan. Selama fenomena kesyrikan dan kekufuran  masih menjamur, selama bid’ah dan kemaksiatan bagaikan roda yang terus menggelinding, selama aliran-aliran sesat dan paham-paham menyimpang masih mendapatkan suara dan pengikut, selama tatanan kehidupan masyarakat kita yang masih dipengaruhi oleh paham kebendaan, semuanya diukur dengan harta, materialistis menjadi gaya hidup, kaum kapitalis masih kokoh menancapkan kuku-kukunya dalam sistem perekonomian kita. Selama sistem hukum masih belum bersumber kepada landasan syariat, belum berpihak kepada keadilan yang sesungguhnya. Maka selama itu pula perjuangan ini belum berhenti dan tidak boleh berhenti. Rapatkan barisan, tinggalkan perselisihan yang tidak penting, buang sifat ego dan ingin benar sendiri, hidupkan tradisi tanasuh (saling menasehati) dan ta’awun (saling menolong), apa yang telah dilakukan oleh saudara kita selama tidak bertentangan dengan syariat, mari kita terima sebagai sebuah usaha yang patut untuk disyukuri dan didukung. Allah I berfirman:

شَرَعَ لَكُمْ مِنَ الدِّينِ مَا وَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا فِيهِ
“Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya”. (Qs. al-Syura: 13)

Allahu Akbar, Allahu Akbar La Ilaha Illallah Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahi al-Hamd ....
Kepada para pemimpin dan pemegang kebijakan di negeri ini !
Rakyat merindukan pemimpin-pemimpin yang memelihara keistiqamahan dalam berkata,  berbuat dan bertindak. Anda sekalian adalah harapan rakyat. Di pundak anda sekalian terdapat tanggung jawab yang besar. Berkacalah kepada para pemimpin umat Islam terdahulu yang telah menorehkan tinta emas dalam kepemimpinan mereka. Kekuasaan menjadikan mereka bertambah takut dan dekat kepada Allah dan bukan justru menjadikan mereka semakin lupa daratan dan mabuk kekuasaan. Masih banyak rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Masih banyak rakyat yang belum  mendapatkan pendidikan layak dan layanan kesehatan yang memadai. Kalau persoalan tabung gas saja belum dapat diselesaikan dengan cara yang baik dan bijak, apalagi dengan masalah yang lebih besar dan rumit. Camkanlah ungkapan Amirul Mukminin Umar bin Khattab t: “Jika ada seekor keledai di negeri Irak yang terperosok ke dalam lubang di suatu jalan, niscaya aku merasa akan ditanya pada hari kiamat kelak, “Mengapa engkau tidak memperbaiki jalanan tersebut ?”.
Sudah saatnya para pemimpin bangsa ini sadar, bahwa tidak ada sistem dan aturan bernegara yang dapat menyelesaikan seluruh persoalan umat kecuali sistem dan aturan yang berasal dari Dzat Yang Maha Bijaksana yang paling mengetahui kemaslahatan dan kemudharatan bagi umat manusia.

Kepada rakyat yang dipimpin !
Kualitas pemimpin dan penguasa yang mengatur kehidupan kita, adalah gambaran dari wajah kita sebenarnya. Kalau rakyatnya curang, senang menipu maka Allah akan mengutus pemimpin yang karakternya kurang lebih sama dengan karakter orang yang dipimpin. Sebagaimana firman Allah :

وَكَذَلِكَ نُوَلِّي بَعْضَ الظَّالِمِينَ بَعْضًا بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ  
“Dan Demikianlah kami jadikan sebahagian orang-orang yang zalim itu menjadi teman bagi sebahagian yang lain disebabkan apa yang mereka usahakan”. (Qs. al-An’am: 129)

Rasulullah e juga bersabda:

“Tidaklah satu kaum mengurangi takaran dan timbangan, kecuali mereka akan ditimpa musim paceklik, kesulitan hidup serta dikuasai oleh penguasa yang zalim” (HR. Ibnu Majah).

Kalau persoalan timbangan dan takaran yang curang menyebabkan kita dikuasai oleh pemimpin yang dzalim, maka bagaimana jika kecurangan yang dilakukan lebih besar lagi ?.
Seharusnya kita saat ini lebih banyak beristighfar, bertaubat, bertekad untuk memperbaiki diri kita masing-masing, niscaya Allah akan mengutus pemimpin dan penguasa yang bersikap adil dan sayang kepada rakyatnya.

Kepada para orang tua dari setiap anak kaum muslimin !
Madrasah pertama bagi setiap anak adalah rumahnya. Anak adalah amanah Allah yang dititipkan oleh Allah pada anda berdua. Jangan biarkan anak kita kehilangan momentum dan sentuhan pendidikan Islami. Didiklah mereka sejak kecil dengan al-Qur’an, jadikan al-Qur’an sebagai teman dan sahabat setia mereka. Sudah saatnya di setiap rumah kaum muslimin ada penghapal-penghapal al-Qur’an. Mari kita canangkan gerakan satu rumah satu penghapal al-Qur’an.  Kalau seorang anak telah terbiasa dengan sentuhan kalam Ilahi, maka aturan Ilahi insya Allah akan mudah menyentuh dan menghiasi hati, perbuatan dan perkataan mereka.

Kepada setiap wanita Muslimah
Anda adalah mahkota kehidupan dunia, hiasi dunia ini dengan kelembutan, kesantunan dan kesopanan. Jangan biarkan harga diri dan kehormatan anda rusak dan terhinakan akibat hasutan dan propaganda orang-orang yang ingin menjerumuskan anda. Kemuliaan anda terletak pada ajaran Islam, kebanggaan anda terletak pada jilbab dan pakaian yang menutupi tubuh anda. Hiasilah kehidupan anda dengan ketaqwaan. Jadikan setiap anak berkata: “Wanita yang paling aku idolakan adalah Ibuku”. Jadikan setiap suami berkata: “Wanita yang paling berpengaruh dalam hidupku adalah istriku tercinta”. Jadikan setiap ayah berkata: “Wanita yang paling aku banggakan adalah putriku”. Maka, kebanggaan dan kemuliaan itu sekali lagi ada dalam ajaran Islam.

Kepada Para Remaja Generasi Muda Islam
Salah satu pertanyaan yang akan diajukan kepada setiap kita di hari kiamat nanti adalah “Di mana engkau habiskan masa mudamu ?”. Masa muda adalah masa keemasan. Maka sinarilah masa keemasan ini dengan cahaya Islam. Ummat Islam merindukan pemuda-pemuda seperti Ali ibn Abi Thalib sang ilmuwan Islam, Mus’ab ibn Umair t diplomat serta mujahid tangguh di lahan dakwah, ‘Urwah al-Bariqiy t pedagang dan saudagar ulung, Aisyah binti Abu Bakar y penghapal dan perawi sunnah-sunnah Nabi e. Hilangkan keraguan ! Katakanlah bahwa kami siap melanjutkan tongkat estafet perjuangan umat. Ingatlah wahai para pemuda ! Hidup di dunia hanya sekali, maka hiduplah yang berarti.

Ma’asyiral Muslimin yang Semoga Allah Mengumpulkan Kita Semua Kelak di Surga-Nya
Dalam rangka melanjutkan ibadah puasa di bulan Ramadhan yang baru saja berlalu, Rasulullah e berpesan agar berpuasa enam hari di bulan ini, bulan Syawal, sebagaimana di dalam hadits:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالَ فَكَأَنَّمَا صَامَ الدَّهْرَ
“Barangsiapa yang mengikutkan puasa bulan Ramadhan dengan puasa enam hari di bulan Syawal maka ia seakan-akan telah berpuasa setahun lamanya”. HR. Muslim.
Pelaksanaannya dapat berturut-turut selama enam hari dan juga dapat dipisah-pisah dalam sebulan.

Akhirnya, di hari yang mulia ini, marilah kita sekali lagi memuji dan bersyukur kepada Allah seraya menundukkan hati, pandangan dan wajah kita, berdo’a dan bermunajat kepada Allah I
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على رسوله الأمين و على آله وصحبه والتابعين،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَحْمَدُكَ بِأَنَّكَ أَهْلٌ أَنْ تُحْمَد وَنَشْكُرُكَ بِأَنَّكَ أَهْلٌ أَنْ تُشْكَر وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ فَإِنَّكَ أَنْتَ أَهْلُ الْمَجْدِ وَالثَّناَءِ ، رَبَّناَ ظَلَمْناَ أَنْفُسَناَ ظُلْماً كَثِيْراَ وَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ فَاغْفِرْ لَناَ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْناَ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَحِيْم
Ya Allah, Engakulah Penguasa langit dan bumi, Penguasa dunia dan akhirat, kami datang kepadaMu di hari yang penuh berkah ini mengadu akan beratnya dosa yang telah kami kerjakan. Kami sadar bahwa nikmat pemberianMu belumlah dapat kami syukuri dengan sebenarnya, kami mengaku kesalahan kami lebih banyak dari kebaikan kami, namun kami yakin bahwa Engkau adalah Dzat Yang Maha Pengampun, Maha Pengasih dan Penyayang, maka kami berharap kepadaMu Ya Allah ampunkanlah segala dosa dan kesalahan kami.

“Ya Allah, Engkaulah adalah Rabb (Tuhan) kami, tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkau telah ciptakan kami. Kami  adalah hamba-hamba Mu. Kami  akan setia pada perjanjian denganMu semampu kami. Kami  berlindung kepadaMu dari keburukan  perbuatan kami. Kami   akui segala karunia nikmatMu atas kami, dan kami akui  pula dosa-dosa kami ampunilah kami.  Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau”.

Ya Allah, kami adalah hamba-Mu, anak dari hamba-Mu, ubun-ubun kami berada di tangan-Mu, telah berlaku atas kami hukum-Mu, keputusan-Mu atas kami pasti adil, kami memohon kepada-Mu dengan menggunakan semua nama yang menjadi milik-Mu dan Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau nama yang Engkau turunkan dalam kitab suci-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada salah satu di antara hamba-Mu, atau dengan nama yang Engkau simpan dalam rahasia ghaib di sisi-Mu, jadikanlah Al-Qur’an yang agung ini penyejuk hati kami , jadikan ia cahaya di dada-dada kami, pelipur lara dan penghapus gulana, jadikan pula ia pembimbing kami menuju surga-Mu yang penuh kenikmatan.

Ya Allah, Yang Maha Melihat dan Maha Mendengar, hanya kepadaMu kami adukan beratnya keadaan kami saat ini, bimbinglah kami agar selalu berjalan di jalanMu, mendapat kasih sayangMu, menggapai cinta dan ridhaMu. Ya Allah kami hanyalah satu dari makhlukMu yang selalu bergantung kepadaMu, butuh akan rahmat dan petunjukMu, Ya Allah kasihi kami, tunjuki kami agar kami tidak sesat dan tersia-siakan.
Ya Allah, kedua ayah ibu kami yang masih hidup ataupun yang telah wafat adalah orang yang pertama kali berjasa kepada kami, memperkenalkan kami kepadaMu, merawat, mendidik dan membimbing kami dengan penuh kesabaran, tak jarang air mata mereka tumpah karena ulah kami, Ya Allah tak ada yang mampu kami berikan kepada mereka kecuali seuntai doa kepadaMu untuk mengampunkan kekhilafan dan kesalahan mereka, melimpahkan kasih sayang dan rahmat kepada mereka, ampunkan mereka yang telah wafat, bimbing dan tunjuki mereka yang masih bersama kami dan jadikanlah kami orang yang mampu berbakti kepada mereka sesuai tuntunanMu, Engkaulah Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan Doa.

Ya Allah, kami sadar bahwa mengatur hajat hidup orang banyak tidaklah mudah, butuh kekuatan dan kesabaran, terkadang harapan berbuat kebaikan tidaklah berbuah kebaikan di kenyataan, Ya Allah tunjukilah para pemimpin kami kepada jalanMu yang lurus, bimbinglah mereka agar senantiasa berbuat adil dengan syariatMu, tuntunlah mereka agar lebih sayang kepada masyarakatnya dan berilah kami semua kesabaran melewati segala cobaan yang engkau timpakan kepada kami lewat mereka.

Ya Allah sejukkan pandangan kami dengan kesholehan keluarga dan anak-anak kami, jadikanlah mereka pejuang di jalanMu, jadikanlah kami dan mereka sebagai Ahlul Quran, yang Engkau tempatkan sebagai manusia-manusia pilihanMu.

Ya Allah berkahilah dan  tuntunlah para ustadz kami, para guru-guru kami yang tak kenal lelah mengajar dan membimbing kami menggapai ridhaMu, sucikan hati mereka, lapangkan rezki mereka, hindarkan mereka dari setiap marabahaya dan lindungi mereka dari setiap tipu daya dan makar musuh-musuhMu.
Ya Allah, perbaikilah agama kami yang merupakan penjaga urusan kami, perbaikilah dunia kami yang menjadi tempat hidup kami, dan perbaikilah akhirat kami karena dialah tempat kembali kami. Jadikan kehidupan ini sebagai penambah segala kebaikan bagi kami, dan jika kematian menjelang kami, maka jadikanlah ia Ya Allah, perbaikilah agama kami yang merupakan penjaga urusan kami, perbaikilah dunia kami yang menjadi tempat hidup kami, dan perbaikilah akhirat kami karena dialah tempat kembali kami. Jadikan kehidupan ini sebagai penambah segala kebaikan bagi kami, dan jadikan kematian sebagai kebebasan kami dari segala keburukan.

Ya Allah berkahilah negeri kami ini dan seluruh negeri kaum muslimin dengan ketaatan padaMu, yang akan mengundang curahan rahmatMu. Lindungilah negeri kami ini dan seluruh negeri kaum muslimin dari busuknya dosa dan pengingkaran atas syari’at-Mu. Ya Allah janganlah Engkau adzab kami karena kezaliman sebagian di antara kami. Berikankanlah setiap pemimpin kami segenap keyakinan dan kemampuan untuk meniti jalan istiqamah di atas petunjuk dan syari’at-Mu, yang dengannya mereka membimbing kami menuju keselamatan di dunia dan di akhirat.

Ya Allah, di sini di hari ini kami bergembira, hati kami dipenuhi rasa suka dan cita, namun sepenggal hati kami ini pula diselimuti duka dan kesedihan bila mengingat ada sebagian saudara kami di sana tak mampu seperti kami merayakan hari ini, mereka terusir dari tanah tempat tinggal mereka, terkekang oleh tirani jahat yang tak pernah rela akan agamaMu, terintimidasi oleh kekuatan zalim yang gemar keangkuhan dan kepongahan, di Irak, di Afghanistan, dan.… di Palestina !
Ya Allah cucurkan pertolonganMu pada kami dan saudara-saudara kami di Pelestina, yang berjuang dan mempertaruhkan nyawa demi keagungan tauhid Mu, yang rela terpenjara di negerinya sendiri demi mempertahankan agama dan kehormatannya. Ya Allah bebaskanlah masjid al-Aqsha dari penjajahan musuh-musuhMu.   Ya Allah, masukkan rasa gembira ke dalam hati saudara-saudara kami sebagaimana yang Engkau berikan kepada kami walaupun hanya setetes, sampaikan kepada mereka bahwa sukacita kami hari ini dikabungi duka nestapa mereka, Ya Allah hanya kepadaMu kami adukan besarnya kezhaliman musuh-musuhMu atas saudara-saudara kami, balaslah mereka dengan balasan setimpal, hancurkan kekuatan mereka, timpakan atas mereka apa yang telah mereka timpakan atas kami, Ya Allah Engkaulah satu-satunya Penolong dan Pelindung kami.

Ya Allah, berikan kepada kami rasa takut kepada-Mu, yang akan membentengi kami dari maksiat kepada-Mu, anugerahkan kami ketaatan kepada-Mu yang akan mengantarkan kami ke surga-Mu, dan berikanlah kami keyakinan atas janji-janji Mu , yang akan meringankan kami dalam menghadapi musibah dunia. Berikanlah kenikmatan pada pendengaran, penglihatan dan semua kekuatan selama Engkau hidupkan kami, jadikanlah semua itu sebagai peninggalan kami. Jadikanlah ia sebagai pembalasan kami atas orang-orang yang telah menzhalimi kami, tolonglah kami atas orang-orang yang memusuhi kami, janganlah Engkau menjadikan musibah menimpa kami dalam agama dan iman kami, janganlah Engkau menjadikan dunia ini sebagai puncak cita-cita dan ilmu kami, dan janganlah Engkau menguasakan atas segala urusan kami dari kalangan orang-orang yang tidak takut kepada-Mu dan tidak menyayangi kami.
Ya Allah, Dzat Yang Maha Mengabulkan Doa, terima dan kabulkanlah segala amal ibadah kami di bulan Ramadhan lalu dan berikan kami kekuatan untuk mempertahankan amal ibadah tersebut di bulan ini dan bulan-bulan selanjutnya. Kabulkanlah doa kami Ya Allah, penuhi permintaan kami ini, kamilah hambaMu yang lemah, harapan kami hanya kepadaMu, Engkau Maha Mendengar, Engkaulah Penguasa satu-satunya Yang Haq, Engkaulah sebaik-baik Pemberi yang diharap.

اللَّهُمَّ رَبَّناَ لاَ تُزِغْ  قُلُوْبَناَ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَناَ وَهَبْ لَناَ مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ ،
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار، سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين وصل اللهم ربنا وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين

0 komentar to Naskah Khutbah Idul Fitri 1431 H / 2010 M (Dewan Syariah Wahdah Islamiyah)

Posting Komentar