Keutamaan Majelis Ilmu

Posted by Lembaga Muslimah DPC Wahdah Islamiyah Bandung On Sabtu, 13 Maret 2010 0 komentar
Berikut kutipan kajian Ahad pagi di Masjid Al Hikmah Telkom tentang Keutamaan Menuntut Ilmu yang dibawakan oleh Ust. Wawan Kurniawan, S.Hi
Ada empat keutamaan bagi orang-orang yang memenuhi Masjid Allah dan menuntut ilmu di dalamnya :

1. Mereka akan mendapatkan ketenangan jiwa
Allah SWT akan menurunkan ketentraman dan rahmat bagi siapa saja yang mendatangi majelis-majelis ilmu dan juga Allah SWT membanggakan kelompok-kelompok tersebut di hadapan para malaikatnya. Ketentraman itu adalah keyakinan dari seseorang. Sehingga di dalam majelis, mereka merasakan kenikmatan dan ketentraman di hati orang-orang mukmin dan bertambah keyakinannya kepada Allah SWT.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا حَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ 
“Tidaklah ada suatu kaum yang duduk untuk berdzikir kepada Allah ta’ala melainkan malaikat akan meliputi mereka dan rahmat akan menyelimuti mereka, dan akan turun kepada mereka ketenangan, dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para malaikat yang ada di sisi-Nya.”
(HR. Muslim)

2. Allah akan memberikan rahmat & Kasih sayang-Nya kepada mereka

3. Malaikat akan mengelilingi mereka
 Sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Abu Daud, Imam Tirmidzi dari Abu Darda' menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. bersabda,

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَلَكَ اللَّهُ بِهِ طَرِيقًا مِنْ طُرُقِ الْجَنَّةِ وَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّ الْعَالِمَ لَيَسْتَغْفِرُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ وَالْحِيتَانُ فِي جَوْفِ الْمَاءِ وَإِنَّ فَضْلَ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

"Barangsiapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, niscaya Allah subhanahu wata’ala menyediakan jalan untuknya menuju surga. Sesungguhnya para malaikat melebarkan sayapnya karena ridha kepada orang yang menuntut ilmu. Sesungguhnya ulama dimintakan ampun oleh makhluk yang berada di langit dan di bumi sampai paus yang di dalam laut. Keutamaan seorang alim atas seorang abidseperti keutamaan bulan atas segala bintang. Sesungguhnya ulama itu adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, tetapi mereka hanya mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil ilmu itu, maka sungguh dia telah mengambil keberuntungan yang banyak."

Yang dimaksud dengan mengeluarkan sayapnya, ada 3 pengertian :
1. Memang benar-benar membukakan sayapnya ketika turun ke dunia (tidak ditakwilkan),
2. Karena mereka tawadhu, karena mereka sangat mengagungkan para penuntut ilmu,
3. Mereka turun di sekeliling para penuntut ilmu


4. Allah SWT akan menyebut nama kita di hadapan makhluknya yang paling suci, yaitu para malaikat
 
وَإِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَرَجَ عَلَى حَلْقَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ مَا أَجْلَسَكُمْ قَالُوا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللَّهَ وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا لِلْإِسْلَامِ وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا قَالَ آللَّهِ مَا أَجْلَسَكُمْ إِلَّا ذَاكَ قَالُوا وَاللَّهِ مَا أَجْلَسَنَا إِلَّا ذَاكَ قَالَ أَمَا إِنِّي لَمْ أَسْتَحْلِفْكُمْ تُهْمَةً لَكُمْ وَلَكِنَّهُ أَتَانِي جِبْرِيلُ فَأَخْبَرَنِي أَنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِي بِكُمْ الْمَلَائِكَةَ
Suatu ketika, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menjumpai sebuah halaqah yang terdiri dari para sahabat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau bertanya, “Apa yang membuat kalian duduk di sini?” Mereka menjawab, “Kami duduk untuk mengingat Allah ta’ala dan memuji-Nya atas petunjuk yang Allah berikan kepada kami sehingga kami bisa memeluk Islam dan nikmat-nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada kami.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan, “Demi Allah, apakah tidak ada alasan lain bagi kalian sehingga membuat kalian duduk di sini melaikan itu?”  Mereka menjawab, “Demi Allah, tidak ada niat kami selain itu.” Beliau pun bersabda, “Adapun aku, sesungguhnya aku sama sekali tidak memiliki persangkaan buruk kepada kalian dengan pertanyaanku. Akan tetapi, Jibril datang kepadaku kemudian dia mengabarkan kepadaku bahwa Allah ‘azza wa jalla membanggakan kalian di hadapan para malaikat.” (HR. Muslim)

Berikut adalah dalil-dalil dari Al Qur'an dan As Sunnah tentang keutamaan menuntut ilmu :

Allah membedakan orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu
أَمَّن هُوَ قٰنِتٌ ءاناءَ الَّيلِ ساجِدًا وَقائِمًا يَحذَرُ الءاخِرَةَ وَيَرجوا رَحمَةَ رَبِّهِ ۗ قُل هَل يَستَوِى الَّذينَ يَعلَمونَ وَالَّذينَ لا يَعلَمونَ ۗ إِنَّما يَتَذَكَّرُ أُولُوا الأَلبٰبِ
(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.
QS. az-Zumar (39) : 9

Allah akan mengangkat derajat orang berilmu
يٰأَيُّهَا الَّذينَ ءامَنوا إِذا قيلَ لَكُم تَفَسَّحوا فِى المَجٰلِسِ فَافسَحوا يَفسَحِ اللَّهُ لَكُم ۖ وَإِذا قيلَ انشُزوا فَانشُزوا يَرفَعِ اللَّهُ الَّذينَ ءامَنوا مِنكُم وَالَّذينَ أوتُوا العِلمَ دَرَجٰتٍ ۚ وَاللَّهُ بِما تَعمَلونَ خَبيرٌ 
Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis ", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(QS. al-Mujadilah (58) : 11)

Dengan ilmu manusia bisa menjadi para saksi atas kebenaran
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلٰهَ إِلّا هُوَ وَالمَلٰئِكَةُ وَأُولُوا العِلمِ قائِمًا بِالقِسطِ ۚ لا إِلٰهَ إِلّا هُوَ العَزيزُ الحَكيمُ
Allah taâ''ala berfirman yang artinya, Allah mempersaksikan bahwasanya tidak ada sesembahan yang hak selain Dia, begitu juga para malaikat mempersaksikan yang demikian itu, begitu pula ahli ilmu, demi menegakkan keadilan, tidak ada sesembahan yang hak selain Dia Yang Maha perkasa lagi Maha bijaksana. (QS. Ali Imran [3]: 18)

Merupakan pemberian Allah yang amat banyak
يُؤتِى الحِكمَةَ مَن يَشاءُ ۚ وَمَن يُؤتَ الحِكمَةَ فَقَد أوتِىَ خَيرًا كَثيرًا ۗ وَما يَذَّكَّرُ إِلّا أُولُوا الأَلبٰبِ
"Allah menganugrahkan Al-Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Qur`an dan As-Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi Al-Hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran." (Al-Baqarah:269)

Seorang penuntut ilmu memiliki rasa takut kepada Allah Subhahu wa ta’ala
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Qs.Faatir : 11
وَاللَّهُ خَلَقَكُم مِن تُرابٍ ثُمَّ مِن نُطفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُم أَزوٰجًا ۚ وَما تَحمِلُ مِن أُنثىٰ وَلا تَضَعُ إِلّا بِعِلمِهِ ۚ وَما يُعَمَّرُ مِن مُعَمَّرٍ وَلا يُنقَصُ مِن عُمُرِهِ إِلّا فى كِتٰبٍ ۚ إِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسيرٌ
"Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulam]. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun"(Qs.Faatir(35) : 11)

Merupakan jalan menuju surga
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Barang siapa yang menempuh satu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akan mempermudah jalannya menuju surga”. (HR.Muslim)

Lebih mulia dari ahli ibadah
Dari Al-Umamah Al-Balily dia berkata,“Disebutkan kepada Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam tentang dua orang shaleh satunya ahli ibadah dan yang lain tholibul ‘ilm. Maka bersabda Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam keutamaan orang yang berilmu di atas ahli ibadah adalah seperti keutamaanku di atas orang yang paing rendah atas kalian”(HR. Tirmidzi)

Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, "Keutamaan orang berilmu dari ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas bintang-bintang," 
Merupakan perumpamaan yang sangat pas. Karena bulan menerangi penjuru cakrawala dan cahayanya meluas ke penjuru alam. Ini sebagaimana perihal orang berilmu.Sedangkan bintang-gemintang, cahayanya tidak melewati dirinya atau hanya sampai kepada sesuatu yang terdekat darinya. Hal ini sebagaimana seorang ahli ibadah, dia hanya menerangi dirinya sendiri, tidak menerangi orang lain. Jika cahaya ibadahnya menggapai orang lain, maka jangkauannya tidak jauh sebagaimana cahaya bintang melampaui dirinya sedikit.

Allah menginginkan kebaikan bagi seorang yang berilmu
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
Artinya: “Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan niscaya akan dipahamkan tentang masalah agama”. (Shahihul Jam Al Albani’:6612)

Dimintakan ampun oleh penduduk langit dan bumi
Dari Abu Darda ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda “…dan sesungguhnya seorang yang alim (berilmu) itu dimintakan ampun oleh penduduk langit dan bumi, sampai ikan-ikan di laut”(HR. Abu Daud).
Maksudnya tatkala seorang alim merupakan sebab diperolehnya ilmu yang merupakan kunci keselamatan manusia dari kehancuran, sehingga keselamatan manusia diperoleh dengan perantara dia, maka dia mendapatkan balasan sejenis dengan perbuatannya. Sehingga, semua penghuni langit dan bumi selalu berusaha menyelematkannya dari sebab-sebab kebinasaan, yaitu dengan meminta ampunan untuknya. Jika orang-orang mukmin pada umumnya dimintakan ampunan oleh para malaikat, tentunya lebih utama lagi orang-orang khusus dan terbaik dari mereka.Dikatakan bahwa makhluk langit dan makhluk bumi yang memintakan ampunan bagi orang alim adalah umum, mencakup binatang dan sebagainya, baik yang berbunyi maupun yang tidak. Ini ditegaskan dengan sabda Rasul shallallahu alaihi wasallam, "Hingga ikan-ikan di lautan dan semut di sarangnya memintakan ampun bagi orang yang menuntut ilmu."

Akan diberi cahaya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala
Dari Anas bin Malik ia berkata, “Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam berkhotbah di hadapan kami di masjid Al-Khaif di Mina, maka beliau bersabda “Semoga Allah memberikan cahaya bagi seorang yang mendengar perkataan lalu dia menghafalkannya dan memahaminya, kemudian dia sampaikan pada siapa yang belum mendengarnya”(HR. Thabarani). 

Merupakan warisan para nabi
Dari Abu Darda berkata, “saya mendengar Rasulullah Shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya mereka hanyalah mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya dia telah mengambil bagian yag sempura”(HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah)

Orang berilmu adalah orang-orang yang senantiasa diatas al haq hingga menjelang hari kiamat
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkata:
Artinya: “Barang siapa yang Allah inginkan kebaikan niscaya akan dipahamkan tentang masalah agama. Aku (Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ) hanyalah pembagi (sedangkan) Allahlah yang memberi. Akan senantiasa ada sekelompok umat ini (muslimin) yang tetap diatas perintah Allah, tidak akan membahayakan mereka (ketika ada) orang yang menyelisihinya hingga datang urusan Allah (hari kiamat)”
Berkata Imam Ahmad -tentang kelompok ini-: ”Kalau mereka bukan Ahlul hadits aku tidak tahu siapa mereka”
Al Qodhi Iyadh berkata: “Maksud Imam Ahmad adalah Ahlussunnah dan orang yang berkeyakinan dengan madzhab ahlul Hadits”

Merupakan investasi akhirat
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah, anak yang shalih yang mendoakannya atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya(HR Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, NasaI dan Ahmad).

Subhanallah, begitu besar keutamaan yang Allah berikan bagi majelis ilmu dan para penuntut ilmu. Semoga menjadi pendorong semangat bagi kita yang bercita-cita mulia dunia dan akhirat.

Sebagai penutup, cukuplah satu firman Allah dibawah ini, menjadi bukti bagi manusia akan ketinggian orang-orang yang berilmu, dimana Allah menjadikan ilmu sebagai dasar yang harus dipegang dalam bergerak dimasa hidup di dunia ini.


وَلا تَقفُ ما لَيسَ لَكَ بِهِ عِلمٌ ۚ إِنَّ السَّمعَ وَالبَصَرَ وَالفُؤادَ كُلُّ أُولٰئِكَ كانَ عَنهُ مَسـٔولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Al-Isra: 36)


Maraji':
- Al Qur'an
- Kitab Riyadhus Sholihin

('nokesha' @ Kajian Ahad 210210, Masjid Al Hikmah Telkom, Bandung)

0 komentar to Keutamaan Majelis Ilmu

Posting Komentar