Wahai Saudariku Aku Rindu Padamu

Posted by Lembaga Muslimah DPC Wahdah Islamiyah Bandung On Rabu, 24 Februari 2010 0 komentar
Bacalah dengan hati…karena tulisan ini datang dari hati…

Wahai saudariku aku rindu padamu
Kemanakah engkau pergi
Aku rindu melihatmu seperti dulu
Cantik berbalut jilbab yang rapi
Cantik memakai gamis yang lebar
Cantik karena kau menutupi kecantikanmu
Cantik karena kau adalah ciptaanNYA

Aku rindu padamu
Rindu berjuang bersama di jalan dakwah
Rindu bersama-sama memikirkan umat
Rindu merasakan nikmat berhijrah karenaNYA

Kemanakah engkau pergi
Kemanakah dunia membawamu pergi
Tidakkah kau  juga rindu
Tidakkah kau ingin kembali
Bersama-sama karenaNYA
Saling mencintai karenaNYA

Kemanakah engkau pergi
Mengapa engkau pergi
Apakah aku telah menyakitimu
Apakah aku telah mengecewakanmu
Aku memang tak sempurna
Tak layak untuk kau cintai

Wahai Saudariku, kembalilah
Bukan karena aku, tapi karena DIA
DIA Yang Maha Sempurna
DIA yang takkan pernah menyakitimu
DIA yang takkan pernah mengecewakanmu
DIA yang seharusnya kau cintai

Kembalilah karena cintaNYA
Karena DIA Mencintaimu
Karena DIA juga merindukanmu untuk kembali
Karena DIA terlalu sempurna untuk kau tinggalkan

‘R’@Bandung310508-08:02am




Ditulis untuk saudari-saudariku yang terlepas dari jalan dakwah.
Ukhtifillah…jalan dakwah memang penuh onak dan duri, tak pernah mulus, karenanya perlu mujahadah yang besar untuk melaluinya, perlu semangat yang membara untuk menghadapinya, namun semua itu akan bisa dilalui jika kita punya “cinta” dariNYA. Jika kita memang hanya mengharap cintaNYA, maka onak dan duri akan terasa nikmat…
Cobalah rasakan…
Ukhti…uhibbuki fillah…




Sekilas Tentang Fenomena FUTUR...
Fenomena futur bisa melanda siapa saja, bahkan aktifis dakwah sekalipun. Tidak sedikit kita jumpai orang-orang Muslim, bahkan sebagian di antaranya dikenal sebagai aktivis Islam, yang dulu rajin beribadah, giat menuntut ilmu (syar'i), dan aktif berdakwah, kini berbalik arah menjadi orang yang malas menunaikan perintah-Nya, enggan mendatangi majelis-majelis ilmu, serta masa bodoh terhadap problematika umat. Para ulama menyebut orang seperti ini telah terjangkit penyakit futur.

Futur biasanya terjadi secara perlahan-lahan, sehingga tanpa disadari seorang Muslim yang menderita penyakit ini setelah beberapa waktu kemudian, entah dalam hitungan pekan, bulan, bahkan tahun, akan berubah 180 derajat dari figur yang 'shaleh' menjadi sosok yang 'salah'.

Sebagai contoh, ada seorang akhwat yang konsisten berbusana Muslimah, bahkan lengkap dengan cadarnya. Namun perlahan-lahan cadarnya dilepas. Bahkan jilbabnya pun semakin lama semakin kecil, hingga akhirnya ia mengenakan busana plus kudung gaul yang tipis dan menampakkan lekuk-lekuk tubuhnya. Tidak hanya itu, akhwat tersebut semakin terlihat 'menor' dengan aneka make-up di wajahnya. Bukan hanya itu, satu persatu maksiat mulai berdatangan padanya, yang tadinya menjaga pandangan kini bablas dalam memandang yang haram, yang tadinya menjaga sentuhan dari lawan jenis (contoh: berjabat tangan dengan lawan jenis), kini itu menjadi keseharian baginya, yang tadinya mengharamkan pacaran kini menjadi pelakunya,Naudzubillah.

Karena jika kita sudah berteman dengan suatu maksiat, dan tidak merasa khawatir karenanya, maka teman-teman maksiat lain akan mudah berdatangan dan menjadi teman kita, bahkan mudah untuk menjadi akrab dengan diri kita, mulai dari maksiat yang “low class” hingga “high class”. So untuk menghindari diri dari serbuan maksiat, jangan coba-coba berteman dengannya, walaupun hanya sekedar coba-coba, jangan pernah memenuhi ‘undangannya’ atau hanya sekedar membuka pintu untuknya walaupun hanya sekali, karena sekali berteman kita akan mudah merasa terbiasa dengannya karena dia sangat pandai bergaul, dan amat menyenangkan, bahkan bisa membuat jadi ketagihan.

Kadang-kadang para sahabat sang akhwat pun mengetahui kondisi tersebut, namun perubahan drastis tersebut terus berlanjut berjalan perlahan-lahan dikarenakan sang akhwat 'menyalahkan' jamaahnya, terutama dari kalangan ikhwan yang  enggan 'menyelamatkannya' (baca: menikahi), sehingga ia pun memisahkan diri dari jamaah, mencari komunitas lain, dan berharap di komunitas yang jauh dari agama tersebut ia berharap mendapatkan jodoh. Jadi pada kasus ini sang akhwat dikatakan terkena penyakit futur melalui sebab mantiq tabriri (menyalahkan orang lain).

Selain mantiq tabriri, masih banyak lagi sebab-sebab seseorang terjangkit virus futur. Muhammad bin Husein Ya'qub dalam buku Futur Sindrom Awal Petaka, menyebutkan ada 18 penyebab penyakit berbahaya ini beserta terapi-terapinya. Di antara penyebab datangnya virus tersebut adalah ghurur (arogansi), gila popularitas, dan panjang angan-angan.

Warning : Hati-hati dengan penyakit ini, karena bisa mengenai siapapun!!!

Semoga bisa bermanfaat bagi kita semua…
Datang dari hati…untuk hati…

[nokesha]
pernah dimuat di www.lovelytobeamuslimah.blogspot.com

0 komentar to Wahai Saudariku Aku Rindu Padamu

Posting Komentar