MOM'S PRAYER

Posted by Lembaga Muslimah DPC Wahdah Islamiyah Bandung On Selasa, 15 Juni 2010 0 komentar
Terik matahari siang menyengat pipi merah seorang anak lelaki usia 10 tahun. Ia berlari pulang dengan tas sekolah di punggung menyusuri tepi jalan kota Amman untuk menemui ibundanya tercinta. Ia tahu, ibundanya selalu menanti kedatangannya di tangga depan rumah. Bunda selalu membutuhkan bantuannya untuk membeli beberapa kebutuhan keluarga di toko tak jauh dari rumah. Hari sudah siang, bunda harus memasak. Ia memperlebar langkahnya. Ah...itu bunda...dengan peluh di dahi dan senyum di bibir, ia menyapa:

"Salaam alaikum, ya Ummi..." sambil mengecup kedua pipi bunda.
"Alaikum salaam, sayang...duduklah." Bunda memberinya segelas air yang dingin. Setelah nafasnya kembali teratur, anak lelaki itu bertanya.
"Bunda ingin dibelikan apa hari ini?"
"Aku perlu dua kilo tomat, nak," kata bunda sambil menyerahkan uang. Anak lelaki itu beranjak pergi. Hari ini bunda hendak memasak kebab hindi kesukaan keluarga. Bunda membutuhkan tomat yang betul-betul sudah tua agar masakannya nanti benar-benar terasa asam alami, bukan karena saus tomat buatan.
Sepulang membeli tomat, belum lagi anak itu sempat duduk dan nafasnya pun masih terengah-engah, ibundanya sudah berkata:

"Nak...bisakah kau belikan juga setengah kilo bawang bombay...? Aku lupa kita kehabisan bawang..."
Anak itu tertawa
"Oh bunda...kenapa bunda tadi tidak memintaku untuk menuliskan saja daftar belanja?" sekali lagi ia kecup pipi bundanya.

Bunda bisa membaca tetapi tidak bisa menulis. Menyuruhnya pergi ke toko berulang kali dalam sehari sudah menjadi kebiasaan bunda. Anak itu sudah terbiasa. Baginya, pesan Rasul SAW bahwa surga berada di bawah telapak kaki ibu tidak akan ia lupa, baginya bunda adalah ratu dalam hidupnya. Apapun yang bunda minta, harus ia kerjakan. Jangankan berkata "ah..." memasang muka masam saja tidak berani ia lakukan, meskipun bunda menyuruhnya melakukan hal-hal yang berat untuk ukuran anak seusianya. Baginya, bunda harus bahagia terlebih karena ayah yang semestinya menghidupi mereka, justru pergi meninggalkan bunda tanpa alasan yang jelas. Ia harus mampu menggantikan aya membahagiakan bunda. Titik. Ia tidak butuh apa-apa selain do'a-do'a bunda untuknya.

"Semoga Allah merahmatimu. Mengabulkan setiap do'amu. Memberikan apapun yang kamu minta. Karena kamu anak yang baik."

Kini, ia mensyukuri setiap rahmat yang diberikan Allah padanya. Ia punya dua orang istri yang menyejukkan hatinya. Menyambut kedatangannya di rumah dengan senyum. Menyiapkan segala keperluannya dengan senang hati. Ia punya dua orang anak yang taat beragama dan tengah menanti anak ketiga. Ia punya cucu-cucu yang sejak kecil sudah diajar hafal Al-Qur'an. Ia punya pekerjaan tetap untuk menghidupi keluarga. Punya beberapa bidang tanah dan sedikit tabungan untuk diwariskan kepada istri dan anak.

Allah sudah mencukupi segala keperluannya, melalui do'a-do'a yang selalu diucapkan bunda untuknya.

*****

In memory of my mother in law (rahmatullah alaiha). I thank her for everything she taught to my husband and making him such a wonderful man. May Allah reward her Jannah. Amin.


~still from my beloved sister's note, Umm Hamzah~
*kiriman Ummu Wafa *

0 komentar to MOM'S PRAYER

Posting Komentar